Parangtritis merupakan pantai paling
populer di Yogyakarta. Ada dua hal yang membuat Parangtritis ramai
dibicarakan: pemandangan matahari terbenamnya yang romantis di kala
senja dan mitos Nyai Rara Kidul. Banyak orang percaya Pantai
Parangtritis adalah gerbang kerajaan gaib Nyai Rara Kidul yang menguasai
laut selatan. Selain itu Parangtritis juga dikenal dengan ombak besar
dan bukit-bukit pasirnya, atau biasa disebut gumuk. Pada musim kemarau
biasanya angin bertiup lebih kencang, dan ombaknya rata-rata setinggi
dua sampai tiga meter. Sebagai kawasan wisata, Parangtritis
dikelola dengan cukup baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.
Mulai dari fasilitas penginapan sampai pasar yang menjajakan souvernir
khas tersedia di Parangtritis.

Hanya
dengan biaya masuk Rp. 3.000,- ada banyak hal yang bisa dilakukan di
Parangtritis. Melihat matahari terbenam adalah salah satu yang paling
diminati. Oleh sebab itu, saat terbaik pergi ke Parangtritis adalah
saat menjelang senja. Remang romantis senja Parangtritis juga
seringkali dimanfaatkan pasangan calon mempelai sebagai latar foto
pranikah. Tersedia pula jasa bendi yang akan mengantar anda menyusuri
permukaan pasir mulus Parangtritis. Kalau anda lebih suka naik kudanya
langsung, anda juga bisa mendatangi jasa penyewaan kuda.
Permainan
layang-layang juga dapat dijadikan pilihan jika ingin lebih
mendapatkan suasana santai. Angin Parangtritis yang kencang dapat
membantu anda menerbangkan layang-layang. Bahkan pemula yang tak pernah
bermain layang-layang pun akan menerbangkan layang-layangnya dengan
mudah dengan bantuan angin Parangtritis. Wajar saja jika Parangtritis
sering dijadikan lokasi festival layang-layang. Untuk yang berjiwa
petualang, ATV (All Terrain Vehicle) patut dicoba. Dengan ATV, anda
dapat menaklukkan bukit-bukit pasir di sepanjang pantai. Biaya sewa ATV
sekitar Rp. 50.000,- sampai dengan Rp100.000,- per setengah jam.
Karena
kebuasan ombaknya, pengunjung Parangtritis tidak direkomendasikan
untuk berenang. Namun di pinggir pantai tersedia fasilitas pemandian
umum. Diantaranya adalah pemandian Parang Wedang yang airnya konon
dapat mengobati berbagai penyakit kulit. Ini karena air di pemandian
tersebut mengandung belerang.
Kuatnya
mitos Nyai Rara Kidul juga menciptakan eksotisme tersendiri di
Parangtritis. Upacara-upacara seringkali digelar untuk menghormati Nyai
Rara Kidul. Oleh Kraton Yogyakarta, Parangtritis dijadikan tempat
upacara Labuhan. Hampir setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon,
para nelayan setempat dan pengunjung melakukan upacara ritual di
Parangtritis. Acara ritual diwarnai pelarungan sesajen dan kembang
warna-warni ke laut. Puncaknya terjadi pada malam 1 Suro, dan dua
sampai tiga hari setelah hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. (Sumber:kotajogja.com)
0 komentar:
Posting Komentar